Rabu, 26 Februari 2014

BAPAK PRAMUKA INDONESIA



“Sri Sultan Hamengkubuwono IX”

Siapakah Dia ?
Sri Sultan Hamengkubuwono IX (Sompilan Ngasem, Yogyakarta, 12 April 1912 – Washington DC, AS, 1 Oktober 1988) adalah seorang Raja Kesultanan Yogyakarta dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
Beliau juga Wakil Presiden yang kedua antara 1973-1978. Beliau juga dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia dan pernah menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1961-1974)
            

Biografi
            Lahir di Yogyakarta dengan nama GRM Dorojatun pada 12 April 1912, Hamengkubuwono IX adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Diumur 4 tahun Hamengkubuwono IX tinggal pisah dari keluarganya. Dia memperoleh pendidikan di HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930-an beliau berkuliah di Universiteit Leiden, Belanda (“SultanHenkie”)
            Hamengkubuwono IX dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta pada tanggal 18 Maret 1940 dengan gelar “Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengkubuwono Senopati Ing Alugo Ngabdurrokhman Sayidin Panotogomo Kholifatulloh Ingkang Kaping Songo”.
Beliau merupakan sultan yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan Indonesia. Selain itu, dia juga mendorong agar pemerintah RI memberi status khusus bagi Yogyakarta dengan predikat “Istimewa”. Sejak 1946 beliau pernah beberapa kali menjabat menteri pada kabinet yang dipimpin Presiden Soekarno. Jabatan resminya pada 1966 ialah Menteri Utama di bidang Ekuin.
            Pada tahun 1973 beliau diangkat sebagai Wakil Presiden. Pada akhir masa jabatannya pada 1978, beliaun menolak untuk dipilih kembali sebagai Wakil Presiden dengan alasan kesehatan. Namun ada rumor yang mengatakan bahwa alasan sebenarnya ia mundur karena tidak menyukai Presiden Soeharto yang reprensif seperti pada Peristiwa dan hanyut pada KKN. Minggu malam pada 1 Oktober 1988 ia wafat di George Washington Medical Centre, Amerika Serikat dan dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri.

BAPAK PANDU DUNIA

“Robert Stephenson Smyth Baden Powell”

Siapakah Dia ?
            Robert Stephenson Smyth Baden Powell, 1st Baron Baden Powel (22 febuari 1857 – 8 januari 1941), juga dikenal sebagai BP, bipi, atau Lord Baden Powell, adalah letnan satu umum di tentara, penulis, dan pendiri Gerakan Kepanduan
Setelah bersekolah di Charterhouse, Baden Powell bertugas di Angkatan Darat Inggris tahun 1876 sampai 1910 di India dan Afrika. Pada tahun 1899, selama Perang Boer Kedua di Afrika Selatan, Baden Powell berhasil mempertahankan kota yang di Pengepungan Mafeking. Beberapa buku bertema militer yang ditulis untuk pengintaian dan pelatihan pandu di Afrika tahun itu banyak dibaca oleh anak laki-laki. Berdasarkan buku-buku sebelumnya, ia menulis “Scouting for Boys” yang diterbitkan tahun 1908 oleh Pearson, untuk pembaca reemaja.
Selama menulis, ia menguji gagasannya melalui perjalanan berkemah di Pulau Brownsea dengan Brigade Pemuda dan anak tetangganya yang dimulai pada 1 Agustus 1907, yang kemudian dianggap sebagai awal dari kegiatan kepanduan.
            Setelah pernikahannya dengan Olave St.Clair Soames, Baden Powell, adiknya Agnes Baden Powell dan terutama istrinya yang sangat aktif memberikan bimbingan terhadap Gerakan kepanduan Putri. Baden Powell meninggal di Nyeri, Kenya tahun 1941.




Kehidupan Awal
            Baden Powell dilahirkan dengan nama Robert Stephenson Smyth Powell, atau lebih akrab dipanggil Stephe Powell, di jalan Stanhope nomor 6 (sekarang Stanhope Terrace nomor 11) paddington, London pada 22 Febuari 1857 dia diberi nama Robert Stephenson sedangkan Smyth adalah nama gadis dari ibunya. Ayahnya seorang pendeta bernama Baden Powell, seorang Savilian yang mengajar geometri di Universitas Oxford dan telah memiliki empat anak dari kedua pernikahan sebelumnya. Pada 10 Maret 1846 di Gereja St. Lukas, Chelsea, Pendeta Powell menikahi Henrietta Grace Smyth (3 september 1824 – 13 oktober 1914), putri sulung Laksamana William Henry Smyth dan 28 tahun lebih muda. Dengan begitu cepat lahirlah Warington (awal 1847), George (akhir 1847), Augustus (1849), dan francis (1850). Setelah ketiga anaknya meninggal ketika masih sangat muda, mereka telah memilik Stephe, Agnes dan Baden. Ketika anak termudanya dan Augustus sering sakit-sakitan. Pendeta Powell meninggal ketika Stephe berusia tida tahun, dan sebagai penghormatan kepadanya serta untuk mengatur anak-anaknya sendiri yang terpisah dari saudara dan sepupu, ibunya (Henrietta Grace Smyth) mengubah nama keluarga menjadi Baden Powell. Selanjutnya, Stephe dibesarkan oleh ibunya, seorang wanita yang berketetapan bahwa anak-anaknya harus berhasil. Baden Powell berkata tentang ibunya tahun 1933 rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya.
            Setelah bersekolah di Rose Hill School, Tunbridge Wells, Stephe dianugerahi beasiswa untuk sekolah di Charterhouse. Perkenalan pertamanya pada kecakapan kepanduan, yakni kecakapan memburu dan memasak hewan – dan menghindari guru – dihutan yang berdekatan, yang juga merupakan kawasan terlarang. Dia juga pandai bermain piano dan biola, mampu melukis dengan baik dengan keduabelah tangannya serta gemar bermain peran (drama). Masa liburan banyak dihabiskannya dengan melakukan ekspedisi pelayaran atau bermain kano dengan saudara-saudaranya.

Karier Ketentaraan
            Pada tahun 1876, Baden powell bergabung dengan 13th Hussars di India. Pada tahun 1895 dia bertugas dengan dinas khusus di Afrika dan pulang ke India pada tahun 1897 untuk memimpin 5th Dragoon Guards.
Baden Powell saling berlatih dan mengasah kemahiran kepanduannya sedngan Suku Zulu pada awal 1880-an di jajahan Natal Afrika Selatan dimana resimennya ditempatkan dan ia diberi penghargaan kerena keberaniannya. Ada 3 penghargaan yang diberi angkatan perang Zulu, yaitu :
  •       Impeesa : Serigala yang tidak pernah tidur, karena dia sering berjaga-jaga saat malam
  •       Kantankye : Orang pemakai topi lebar, karena dia selalu memakai topi lebar
  •       M’hlalapanzi : Orang bertiarap yang siap menembak.
Kemahirannya mengaggumkan dan dia kemudian dipindahkan dinas ke Inggris. Dia sering bertugas dengan menyamar sebagi pengumpul kupu-kupu, memasukkan rancangan instalansi militer kedalam lukisan-lukisan sayap kupu-kupunya.
            Baden Powell kemudian ditempatkan di dinas rahasia selam 3 tahun di daerah Mediterania yang berbasis di Malta. Dia kemudian memimpin gerakan ketentaraannya yang berhasil si Ashanti, Afrika, dan pada usia 40 dipromosikan untuk memimpin 5th Dragoon Guards pada tahun 1897. Beberapa tahun kemudian, dia menulis buku paduan ringkas bertajuk “Aids to Scouting”, ringkasan ceramah yang dia berikan mengenai peninjauan ketentaraan, untuk membantu melatih perekrutan tentara baru. Menggunakan buku ini dia dan kaidah lain, ia melatih mereka untuk berpikir sendiri, menggunakan daya usaha sendiri, dan untuk bertahan hidup dalam hutan.
            Baden Powell kembali ke Afrika Selatan sebelum perang Boer dan terlibat dalam beberapa tindakan melawan Zulu. Dinaikkan pangkatnya pada masa Perang Boer menjadi kolonel termuda dalam dinas ketentaraan Britania, dia bertanggung jawab untuk organisasi pasukan perintis yang membantu tentara biasa. Ketika merencanakan hal ini, dia terperangkap dalam pengepungan Mafeking, dan dikelilingi oleh tentara Boer yang melebihi 8000 orang. Walaupun berjumlah lebih kecil, garnisun ini berhasil bertahan dalam pengepungan selama 217 hari. Sebagian besar keberhasilan itu dikatakan sebagai hasil beberapa muslihat yang dilaksanakan atas perintah Baden Powell sebagai komandan garnisun. Ranjau-ranjau palsu ditanam, dan tentaranya diperintahkan untuk menghindari pagar kawat olok-olok (tidak ada) saat bergerak antara parit kubu.
            Baden Powell melaksanakan kebanyakan kerja peninjauan secara pribadi dan membina pasukan kanak-kanak asli untuk berjaga dan membawa pesan-pesan, kadang menembus pertahanan lawan. Banyak dari anak-anak ini kehilangan nyawanya dalam melaksanakan tugas. Baden Powell amat kagum dengan keberanian mereka dan kesungguhan mereka yang ditunjukkan ketika melaksanakan tugas. Pengepungan itu dibubarkan oleh Pembebasan Mafeking pada 16 Mei 1900. Naik pangkat Baden Powell menjadi pahlawan nasional.Setelah mengurusi pasukan polisi Afrika Selatan, Baden Powell kembali ke Inggris untuk bertugas sebagai Inspektur Jendral pasukan berkuda pada tahun 1903.

Pulang Ke Inggris
            Setelah kembali, Baden Powll mendapati buku panduan ketentaraannya “Aids to Scouting” telah menjadi buku terlaris, dan telah digunakan oleh para guru dan organisasi pemuda. Kembali dari pertemuan dengan pendiri Boys’ Brigade, Sir William Alexander Smith, Baden Powell memutuskan untuk menulis kembali Aids to Scouting agar sesuai dengan pembaca remaja, dan pada tahun 1907 membuat satu perkemahan di Brownsea Island bersama 22 anak lelaki berlatarbelakang berbeda, untuk menguji sebagian dari idenya. Buku “Scouting for Boys” kemudian diterbitkan pada tahun 1908 dalam jilid 6.
Kanak-kanak remaja membentuk “Scout Troops” secara spontan dan gerakan Pramuka berdiri tanpa sengaja, pada mulanya pada tingkat nasional, dan kemudian tingkat nasional. Gerakan Pramuka berkembang seiring dengan Boys’ Brigade. Suatu pertemuan untuk semua pramuka diadakan di Crystal Palace di London pada 1908, dimana Baden Powell menemukan gerakan pandu Puteri yang pertama. Pandu Puteri kemudian didirikan pada tahun 1910 dibawah pengawasan saudara perempuan Baden Powell, Agnes Baden Powell.
Walaupun dia sebenarnya dapat menjadi panglima tertinggi, Baden Powell memutuskan untuk berhenti dari tentara pada tahun 1910 dengan pangkat Letnan Jendral menuruti nasihat Raja Edward VII, yang mengusulkan bahwa ia lebih baik melayani negaranya dengan memajukan gerakan pramuka.
Pada Januari 1912 Baden Powell bertemu calon isterinya Olave Soames di atas kapal penumpang (Arcadia) dalam perjalanan ke New York untuk memulai Lawatan Pramuka Dunia. Olave berusia 23, Baden Powell 55, dan mereka berkongsi tanggal lahir. Mereka bertunangan pada september tahun yang sama dan menjadi sensasi pers, mungkin karena ketenaran Baden Powell, karena perbedaan usia itu lazim pada saat itu. Untuk menghindari gangguan pihak pers, mereka melangsungkan pernikahan secara rahasia pada 30 Oktober 1912. Dikatakan bahwa Baden Powell hanya memiliki satu petualangan lain dengan wanita (pertunangannya gagal dengan Juliette Magill Kinzie Gordon)
Pramuka Inggris menyumbang satu penny masing-masing dan membelikan Baden Powell hadiah pernikahan, yaitu sebuah mobil Rolls Royce.

Perang Dunia I dan kejadian-kejadian selanjutnya
            Ketika pecah Perang Dunia I pada 1914, Baden Powell menawarkan dirinya kepada Jabatan Perang. Tiada tanggung jawab diberikan kepada beliau, sebab seperti yang dikatakan oelh Lord Kitchener : “dia bisa mendapatkan beberapa devisi umum dengan mudah tetapi dia tidak dapat mencari orang yang mampu meneruskan usaha baik Boys Scout” Kabar angin menyatakan Baden Powell terkait dalam kegiatan spionase dan dinas rahasia berusaha untuk menggalakkan mitos tersebut.
Baden Powell dianugerahi gelar Baronet pada tahun 1922, dan bergelar Baron Baden Powell, dari gilwell dalam County Essex, pada tahun 1929. Taman Gilwell adalah tempat latihan pemimpin pramuka internasional. Baden Powell dianugerahi Order of Merrit dalam sistem penghormatan Inggris pada tahun 1937, dan dianugerahi 18 gelar lain dari negara-negara asing.
Dalam sajak singkat yang ia tulis, ia menjelaskan bagaimana mengucapkan namanya :
           
            Man, Nation, Maiden
            Please call it Baden.
            Further, for Powell
            Rhyme it with Noel.

Dibawah usaha gigihnya pergerakan Pramuka dunia berkembang. Pada tahun 1922 terdapat lebih dari sejuta pramuka di 32 negara; pada tahun 1939 jumlah pramuka melebihi 3,3 jta.
Keluarga  Baden Powell memiliki tiga anak – satu anak laki-laki dan dua anak perempuan (yang mendapat gelar-gelar kehormatan pada 1929 anak laki-lakinya kemudian menggantikan ayahnya pada 1941)
  •       Peter, kemudian 2nd Baron Badel Powell (1913-1962)
  •       Hon. Heather Baden Powell (1915-1986)
  •       Hon. Betty Baden Powell (1917-2004) yang pada 1936 menikah dngan Gervase Charles Robert Clay (lahir 1912 dan memiliki 3 anak laki-laki dan satu anak perempuan)
Tidak lama selepas menikah, Baden Powell berhadapan dengan masalah kesehatan, dan mengalami beberapa serangan panyakit. Ia menderita sakit kepala teus menerus yang dianggap dokter nya berasal dari gangguan psikosomatis dan dirawat dengan analisis mimpi. Sakit kepala ini berhenti setelah ia tidak tidur lagi dengan Olave dan pindah ke kamar tidur baru di balkon rumahnya. Pada tahun 1934 prostatenya dibuang, dan pada tahun 1939 dia pindah kesebuah rumah yang dibangunnya di Kenya, negara yang pernah dilawatinya untuk berehat. Dia meninggal dan dimakamkan di Kenya, di Nyeri, dekat Gunung Kenya, pada 8 Januari 1941.
Pada 1938 Royal Academy of Sweden menganugerahinya Lord Baden powell dan semua gerakan Pramuka hadiah Nobel Perdamaian untuk tahun 1939. Tapi pada 1939 Royal Academy memutuskan untuk tidak menganugerahkan hadiah untuk tahun itu, karena pecahnya Perang Dunia II.
Pergerakan Pramuka dan Pandu Puteri merayakan 22 Febuari sebagai hari B-P tanggal lahir bersama Robert dan Olave Baden Powell, untu memperinbgakti dan meraisakan jasa Ketua Pramuka dan Ketua Pandu Puteri Dunia

Selasa, 25 Februari 2014

TANDA JABATAN

Tanda Pimpinan Satuan Terkecil
Tanda Pimpinan Satuan Terkecil (Barung, Regu, Sangga dan Satuan Terkecil Pandega, serta Krida) berbentuk janur, yang diambil dari kebiasaan bangsa Indonesia memberi tanda kepada petugas dengan daun kelapa (janur). Jadi janur mempunyai arti kiasan pengemban suatu tugas.
 

Tanda Pengurus Dewan Ambalan/Racana
Tanda Pengurus Dewan Ambalan/Racana berbentuk roda gigi dengan 10 buah giginya, serta bintang bersudut lima, memberi arti kiasan bahwa Pengurus Dewan Ambalan/Racana bertugas menggerakkan para Pramuka Penegak/Pandega, putera dan puteri (tunas kelapa yang berpasangan), untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka dengan pengamalan Dasa Darma dan Pancasila.

Tanda Pengurus Dewan Kerja Penegak dan Pandega
Tanda Pengurus Dewan Kerja Penegak dan Pandega berbentuk roda kemudi dengan 10 buah pegangannya, memberi arti kiasan bahwa Pengurus Dewan Kerja Penegak dan Pandega bertugas mengemudikan roda organisasi Pramuka Penegak dan Pandega, putera dan puteri (dua buah tunas kelapa berpasangan) agar dapat mencapai tujuan Gerakan Pramuka dengan pengamalan Dasa Darma dan Pancasila.




Tanda Pengurus DewanSaka
Tanda Pengurus Dewan Saka berbentuk roda gigi dengan 10 buah giginya, serta lambang ciri khas Saka yang bersangkutan, memberi arti kiasan bahwa Pengurus Dewan Saka bertugas menggerakkan para Pramuka agar giat melaksanakan kegiatan Sakanya, sesuai dengan tugas pokok Saka yang bersangkutan, guna mencapai tujuan Gerakan Pramuka, dengan pengamalan Dasadarma dan Pancasila.





Tanda Pembina Pramuka 
Tanda Pembina Pramuka ini berbentuk kemudi dengan 8 buah pegangan, yang ditengah terdapat gambar tunas kelapa diatas dasar lingkaran yang terbagi tiga sama luasnya, disertai sinar memancar dari pusat lingkaran menuju ke tepi lencana berbentuk segi 10 beraturan, mengiaskan bahwa Pembina Pramuka bertugas mengendalikan Satuannya beserta seluruh peserta didik di dalamnya (8 arah mata angin), guna melaksanakan Tri Satya (lingkaran terbagi tiga) dan Dasa Darma (segi sepuluh), dalam rangka mencapai tujuan Gerakan pramuka (tunas kelapa).
 


Tanda Pelatih Pembina Pramuka
Tanda ini terdiri atas jantung berwarna merah putih, dengan bintang bersudut lima, dan garis jari-jari menuju ke 8 arah, dengan dua jari-jari mendatar lebih tebal dari 6 jari-jari lainnya. Jari-jari ini menghubungkan jantung dengan mata rantai bulat dan segi empat. Semuanya mengiaskan bahwa tugas Pelatih Pembina Pramuka adalah seperti jantung (bhs Latin = Cor), mengisap gagasan, pengetahuan, pengalaman dan kecakapan para Pembina Pramuka pria (lingkaran) dan wanita (segi empat), yang ada disegala penjuru tanah air kita (8 arah mata angin), melalui pembuluh darah balik (jari-jari kecil). Gagasan, pengetahuan, pengalaman dan kecakapan Pembina Pramuka tersebut akan diolah dengan diberi “bumbu”, rasa kecintaan kepada tanah air (patriotisme, merah dan putih) serta jiwa Pancasila (bintang bersudut lima). Sesudah itu bahan-bahan tersebut akan disebarluaskan kembali kepada para Pembina Pramuka, melalui pembuluh nadi (dua jari-jari tebal) yaitu pendidikan bagi anggota dewasa, di seluruh penjuru tanah air yang membeujur sepanjang garis khatulistiwa (jari-jari tebal mendatar). 
 
Pelaksanaan tugas Pelatih dan pemancaran bahan latihan Pramuka yang diwarnai rasa cinta tanah air dan jiwa Pancasila ini (sinar memancar dari pusat lingkaran keluar) dilaksanakan secara terus menerus selama 24 jam sehari (24 mata rantai), 7 hari dalam seminggu (7 mata rantai bertuliskan GERAKAN dan PRAMUKA) dan 12 bulan dalam setahun (12 mata rantai lingkaran dan 12 mata rantai segi empat).




Tanda Andalan
Tanda Andalan berbentuk segi 10 beraturan, dengan sinar memancar dari pusat lingkaran keluar, sinar itu memancar dari tunas kelapa yang dilingkari 61 butir padi yang bernas, mengiaskan bahwa Andalan adalah anggota yang diandalkan (diberi kepercayaan anggota lainnya) untuk mengelola organisasi Gerakan Pramuka di wilayahnya  (tunas kelapa) yang didirikan pada tahun 1961 (61 butir padi yang melingkar), dalam rangka menanamkan jiwa Pramuka (tunas kelapa) dan pengamalan Dasa Darma (segi 10 beraturan).

 



Tanda Majelis Pembimbing
Tanda Majelis Pembimbing berbentuk segi 10 beraturan, dengan sinar memancar dari pusat lingkaran keluar, 10 buah sinar besar menopang segi 10 beraturan tersebut. Sinar tersebut memancar dari tunas kelapa yang dilingkari 61 butir padi yang bernas. Semuanya mengiaskan bahwa anggota Majelis Pembimbing adalah anggota Gerakan Pramuka yang mempunyai kewajiban memberi dukungan (10 sinar pendukung) kepada seluruh jajaran Gerakan Pramuka di wilayahnya, untuk mengelola Gerakan Pramuka yang didirikan tahun 1961 (61 butir padi yang melingkar) dalam rangka menyebarluaskan jiwa Pramuka (tunas kelapa) dan mengamalkan Dasa Darma (segi 10 beraturan).


 
 
 Tanda Pimpinan Saka dan Pamong Saka 
Tanda Pimpinan Saka dan Pamong Saka berbentuk lingkaran dengan sinar terpancar dari pusatnya, menuju kemata rantai yang melingkar, terdiri atas segi 4 dan lingkaran, bertulisan GERAKAN PRAMUKA dan gambar tunas kelapa, mengkiaskan bahwa Pimpinan Saka dan Pamong Saka bertugas menyebarluaskan hal-hal yang berkaitan dengan Saka yang bersangkutan, ke semua anggota Gerakan Pramukayang membentuk rantai persaudaraan Pramuka puteri (segi empat) dan putera (lingkaran).Gambar di tengah tanda Pimpinan Saka dan Pamong Saka ini menggambarkan ciri khas Saka yang bersangkutan, yang artinya sesuai dengan arti tanda Saka tersebut.